JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi
Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch
Abdullah Dahlan mengatakan, proses pemilu harus
berlangsung bersih, termasuk para kandidat
capres dan cawapresnya. Oleh karena itu, imbuh
Abdullah, pemilih pemula harus mengenal kedua
pasang kandidat sebelum menentukan pilihannya.
"Dalam pilpres contohnya, kayak lihat uang palsu.
Dilihat, diraba, diterawang," ujar Abdullah dalam
sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (3/7/2014).
Abdullah menuturkan, dalam poin "dilihat", pemilih
hendaknya melihat apa yang dilakukan para
kandidat selama kampanye. Ia menambahkan,
perilaku calon pemimpin dalam pemerintahan
nanti tercermin dari bagaimana caranya
berkampanye.
"Dilihat dulu, selama kampanye perilaku mereka
bagaimana. Apa legalkan politik uang atau
halalkan segala cara? Saling menjatuhkan atau
tidak?" ujarnya.
Selanjutnya, dalam poin "diraba" Abdullah
mengajak pemilih untuk membandingkan visi dan
misi kedua kandidat. Dari situ lah, imbuh
Abdullah, pemilih dapat menentukan pemimpin
ideal pilihannya.
"Visi misinya kan bagus semua, cari yang paling
bagus. Semua bicara korupsi tapi cari yang lebih
commit dan rasional," kata Abdullah.
Di poin terakhir, Abdullah meminta pemilih
"menerawang" rekam jejak seluruh kandidat, baik
capres maupun cawapresnya. Caranya, lanjutnya,
pemilih harus proaktif mencaritahu siapa sosok
mereka dan orang-orang di balik mereka.
"Dilihat rekam jejaknya, orang ini punya kasus
tidak, backgroundnya apa," pungkasnya.
Abdullah mengatakan, ketiga hal tersebut dapat
meyakinkan pemilih, terutama pemilih pemula,
untuk menggunakan hak pilihnya 9 Juli nanti.
Yang paling penting, kata Abdullah, masyarakat
harus menghindari segala hal yang berpotensi
mengandung unsur politik uang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar